Efek Samping Obat Antibiotik

efek samping obat antibiotik, efek antibiotik, efek samping antibiotik, efek obat antibiotik, bahaya antibiotik, efek antibiotik pada anak, efek antibiotik pada bayi

Antibiotik telah banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tetapi ada beberapa efek samping obat antibiotik yang mengejutkan dan belum banyak diketahui orang. Apa saja ?

Efek Samping Obat Antibiotik

Antibiotik merupakan senyawa atau kelompok obat yang dapat mencegah perkembangbiakan berbagai bakteri dan mikroorganisme berbahaya dalam tubuh. Selain itu, antibiotik juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa dan jamur.

Tapi belum banyak orang yang tahu bahwa antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping yang cukup membahayakan. Dilansir dari Ehow, Jumat (17/9/2010), berikut beberapa efek samping obat antibiotik :

Gangguan Pencernaan

Salah satu efek samping obat antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.

Gangguan Fungsi Jantung dan tubuh lainnya

Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.

Infeksi

Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.

Alergi

Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.

Resistensi ( Kebal )

Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.

Gangguan serius dan mengancam nyawa

Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.

Efek samping terbesar terjadi pada organ hati dan ginjal. Bahaya antibiotik akan sangat tampak, ketika obat dikonsumsi dengan dosis tinggi oleh pasien yang menderita penyakit seperti pielonefritis, glomerulonefritis dan hepatitis. Sehingga dapat berakibat pada kerusakan hati, dengan gejala seperti penyakit kuning, demam, dan perubahan warna feses serta urin yang lebih gelap.

Berikut ini adalah daftar efek samping yang jarang terjadi dari beberapa obat antibiotik :

  • Pembentukan batu ginjal (sulphonamides)
  • Pembekuan darah yang abnormal (sefalosporin)
  • Kepekaan berlebihan terhadap matahari (tetrasiklin)
  • Kelainan pada darah (trimetoprim)
  • Berkurangnya fungsi indra pendengar (eritromisin dan aminoglikosida)

Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa penggunaan antibiotik secara terus-menerus dapat menyebabkan supresi imun. Sebab antibiotik bekerja menghambat proses enzimatis suatu bakteri, sehingga sel-sel normal juga akan terpengaruh, dan berakibatnya akan melemahkan respon kekebalan tubuh. Meskipun antibiotik berpotensi menyebabkan beberapa efek samping, bukan berarti Anda harus menghindarinya. Ketika obat antibiotik digunakan dengan tepat dan di bawah pengawasan dokter, dapat menjadi cara efektif dalam pengobatan berbagai jenis infeksi. Jangan pernah mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, sebab hal tersebut dapat membahayakan kesehatan Anda. Metode immunoteraphy diyakini sebagai metode alternative yang tepat karena tanpa efek samping dan bebas bahan kimia berbahaya.

Sumber : http://health.detik.com/read/2010/09/17/075559/1442128/763/efek-samping-mengejutkan-dari-antibiotik


Jika Antibiotik melemahkan kita, Solusinya bagaimana?

Jawabannya mudah bagi persoalan ini ialah dengan menguatkan sistem pertahanan tubuh itu sendiri. Transfer Factor adalah bentuk dukungan terhadap sistem imun yang terbaik.

Pertahanan Sistem Imun Tingkat Pertama di Barisan Terdepan

Apabila tenggorokan arida terasa gatal, demam, atau muncul tanda-tanda bintik kecil di tubuh, saat itu anda sebenarnya sedang melihat efek cara pertahanan sistem imun kita yang sangat canggih. Rasa sakit dari suatu penyakit adalah memberitahu kita bahwa sistem imun kita telah memulai serangan terhadap serangan infeksi yang memasuki tubuh kita. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem imun kita harus berjalan seperti mesin yang diminyaki dengan baik.

Seperti cara kerja radar yang sensitif, sistem imun perlu mengenal kuman sebagai pendatang asing dan akan mengasingkan sel dan molekul itu. Karena ia berfungsi pada bagian molekul, sel imun bekerja sebagai bagian dari sistem imun yang amat kompleks dan reaktif. Kemampuan sistem imun untuk menyerang dengan benar menentukan kesehatan dan kemandirian tubuh kita. Apabila bakteri, virus, jamur, racun atau sel kanker menyerang, sistem imun mulai beraksi, mencari dan memusnahkannya. Sistem imun diaktifkan untuk menetralkan mikroba yang berbahaya. Hal lain,sel imun bertindak sebagai perantara, mengeluarkan molekul untuk melancarkan proses secara keseluruhan.

Setiap sistem imun kita menang melawan infeksi, ia menjadi lebih kuat dan mempunyai kelengkapan yang lebih baik untuk melawan ancaman kesehatan dimasa depan.