Siapakah Penemu Transfer Factor?
Pada tahun 1949, Dr. H. Sherwood Lawrence telah membuat suatu penemuan penting. Dalam penelitian tentang TBC, suatu ancaman penyakit paling penting pada masa itu, beliau menemukan respon imun yang dapat dipindahkan dari pendonor kepada penerima melalui suntikan ekstrak leukosit (sel darah putih).
Penelitian selanjutnya membawa beliau kepada kesimpulan bahwa ekstrak imun ini pasti mengandung “factor” yang memungkinkan berpindahnya imunitas dari pendonor kepada penerima. Beliau menamakan molekul tersebut dengan “Transfer Factor”.
Pada tahun 1989, dua orang peneliti melengkapi dengan sesuatu yang kemudian dipatentkan yaitu pengekstrakan Transfer Factor dari kolostrum sapi, menghasilkan bentuk yang pekat. Rujukan patent tersebut ialah U.S. Patent 4,816,563.
Pada tahun 1999, efektivitas dan keamanan penggunaan Transfer Factor didukung begitu banyak kajian klinis di seluruh dunia. Para ilmuan mulai memahami secara mendalam terapi Transfer Factor dalam mewujudkan kesehatan untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Dr. Gary Wilson dan Dr. Greg Paddock sukses menyelesaikan ujian mereka untuk mendapatkan kelulusan USDA pada teknologi Transfer Factor mereka. Teknologi unik dan dipatentkan inilah yang memungkinkan terjadinya pemisahan antara Transfer Factor dengan kolostrum sapi.
Melalui teknik ekstraksi inilah, Transfer Factor murni bisa dikumpulkan dari susu awal sapi, dikeringkan dan kemudian dijadikan kapsul untuk digunakan manusia.