Penyakit Autoimun dan Transfer Factor

Penyakit Autoimun dan Transfer Factor

mantaaf transfer factor 4life untuk autoimunTransfer Factor juga bisa menekan sistem imun yang terlalu aktif yang menyebabkan penyakit autoimun. Jika sistem imun anda terlalu lemah maka anda menjadi rentan terhadap infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit, Jika sistem imun anda aktif secara berlebihan, anda menjadi rentan terhadap serangan autoimun, yang mana sistem imun menyerang jaringan manusia yang disangkanya barang asing, contoh penyakit autoimun adalah lupus, diabetes tipe 1, arthritis rheumatoid, psoriasis, dan lain-lain,

Transfer Factor solusi sistem imun yang Terlalu Aktif

Transfer Factor mengandung modul yang terdiri dari pengaktif dan penekan sistem imun, yang bukan hanya memberi pelayanan untuk membangunkan sistem imun tetapi juga membantu menormalkan dan menyeimbangkan sistem imun yang terlalu agresif yang dapat dilihat seperti kelesuan yang kronis, arthritis rheumatoid, multiple sclerosis dan lupus.

Pada tahun 1976, perintis Transfer Factor H. Sherwood Lawrence mulai menyelidiki potensi Transfer Factor bagi orang-orang yang mengalami gangguan autoimun.

Pada hari ini, Transfer Factor bisa digunakan untuk merawat kondisi autoimun karena ia dapat memodulat dan menormalkan aktivitas sistem imun.

Dr. William Hennen, Ph.D., seorang farmakologi dan penemu Transfer Factor dan Enhanced Transfer Factor, telah melakukan penyelidikan secara meluas tentang manfaat terapi molekul­-molekul imun ini.

Informasi berikut tentang beberapa penyakit dan gangguan yang bisa diterapi dengan Transfer Factor yang sumbernya dari penyelidikan

Arthritis Rheumatoid. Para peneliti di Jepang mendapati bahwa pemberian Transfer Factor telah berhasil dalam kasus arthritis rheumatoid juvenile yang tidak ada reaksi walaupun sudah diberi steroid dan imunosupresan dalam dosis yang tinggi.

“Ketidakseimbangan Imun menjadi penyebab penyakit kronis. Oleh karena itu Transfer Factor bisa berfungsi sebagai modulator imun, ia bisa membantu mengembalikan keseimbangan sistem imun dalam kondisi klinis.”

Kenneth Bock. MD

Diabetes. Pada tahun 1996, para ahli meyampaikan bahwa dua tindakan yaitu pemicu dan penekan dari Transfer Factor telah berkontribusi kepada efek yang berkepanjangan dan anti diabetes dalam penelitian. Ini adalah berita gembira bagi siapa saja yang menderita diabetes tipe 1.

Dermatitis Atopi. 30 subyek penelitian dengan dermatitis atopi ringan hingga berat dirawat dengan pemberian Transfer Factor dan kemajuan yang nyata dapat dilihat pada 4 gejala utama penyakit gangguan kulit yang menyakitkan ini.